Sabtu, 03 Juni 2017

Kesempatan Ketiga untuk Gigi meraih panggung tertinggi Liga Champion

Gianluigi Buffon, Juventus, Final Liga Champion

"Andai saja aku masih punya kesempatan keduapasti akan kuhapuskan lukamumenjagamu, memberimu segenap cinta"
Penggalan lagu yang berjudul kesempatan kedua dari grup musik "tangga" mengingatkan saya bahwa akan ada beberapa kesempatan yang hadir kembali setelah melewatkan kesempatan emas yang diberikan pada kesempatan pertama meskipun itu kecil kemungkinannya.
Lazimnya, kesempatan kedua hadir karena kasih kasih sayang ataupun anugerah untuk yang diberikan oleh Tuhan untuk memulai kembali kehidupan dari awal.Dampak psikologis apa yang akan kita rasakan ketika memperoleh kesempatan ketiga yang bisa terhitung langka tersebut?
Kesempatan langka itu hadir dipelupuk mata legenda hidup Juventus, yaitu Gianluigi Buffon. Setelah melewatkan dua kesempatan partai final liga Champion sebelumnya dengan tangisan, kini Buffon diberikan anugerah oleh Tuhan untuk "mencicipi" kesempatan ketiganya mengangkat trofi si kuping lebar. Buffon pantas bersyukur dengan kesempatan ini.
Rasa penasaran Buffon mengangkat trofi liga champion juga membuatnya menunda untuk pensiun. “Konflik batin ini memberikan motivasi kuat pada diri saya. Jika saya sudah memenangi Liga Champions, saya mungkin akan puas. Kenyatannya saya belum mendapatkannya dan mungkin itu yang mendorong saya untuk terus bermain.”
Saya sebagai Juventini pun merasa penasaran melihat Buffon dengan gagah dipanggung penahbisan juara mengangkat trofi dengan, senyum yang terkembang lebar dimulutnya. Senyum ini pun mungkin bisa menjadi penghapus luka setelah pada dua edisi final Liga Champions (2002/2003 melawan AC Milan dan 2014/2015 melawan Barcelona) harus berakhir dengan deraian air mata.

Hasrat kemenanganlah yang membuat Buffon tak malu untuk Belajar.
Dalam sebuah artikel yang saya baca, ketika Juventus memastikan menggaet Dani Alves pada bursa transfer 2016/2017, Buffon tak segan untuk bertanya dan meminta arahan dari Dani Alves cara untuk memenangkan Liga Champions.Hasrat untuk memenangkan "si kuping lebar" membuatnya tak sungkan untuk belajar langsung dari masternya. 
"Ketika Dani bergabung dengan kami, saya mengirim pesan kepadanya, 'Ajari kami cara menjuarai Liga Champions'," kata Gianluigi Buffon.
"Dani begitu mirip dengan saya. Dia sangat optimistis dan percaya kami bisa memenangi Liga Champions," ujar Buffon.
Buffon memang tak pernah malu untuk belajar, walaupun usianya akan menginjak kepala empat itu tak menyurutkannya meminta saran untuk mendapatkan petuah dari pemain yang bermental juara. 
Semoga Buffon nanti malam bisa memberikan penampilan terbaiknya, Karena saya pun sudah rindu dengan trofi liga champions yang selalu lepas ketika sudah berada dekat dipelupuk mata. 
Fino Alla Fine, Forza Juventus.


EmoticonEmoticon