Sabtu, 10 Juni 2017

Berita Juventus : Komando Juventus berlanjut ditangan Allegri



Berita terbaru Juventus - Massimiliano Allegri, pelatih yang membawa Juventus merajai Serie A telah memperpanjang kontraknya. Tentu berita ini menjadi kabar yang cukup melegakan untuk Juventini.

Menurut berita yang saya lihat di www.juventus.com, Allegri menambah masa baktinya di Juventus stadium hingga musim 2019/2020.

Bukan tanpa alasan mengapa saya begitu bahagia mendengar kabar tersebut. Max Allegri, begitu Ia biasa panggil, mampu mengangkat prestasi Juventus dalam 3 tahun belakangan ini. 

Meraup tujuh gelar selama 3 tahun masa kepelatihannya di Juventus, tentu bukanlah prestasi yang terbilang mudah. Apalagi Allegri mampu membawa Juventus 2x ke partai puncak Liga Champions. Sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh Antonio Conte pada masa sebelum Allegri melatih.

Selama melatih Juventus, Allegri memiliki statistik yang mentereng. 116 kemenangan, 28 seri dan 22 kalah adalah bukti sahih kejeniusan Allegri meracik strategi Juventus.

Dengan statistik seperti itu wajar saja jika manajemen Juventus tak ingin kehilangan Allegri yang gencar di lirik oleh klub kaya prancis Paris Saint Germain.

Dengan kabar ini, seakan menjadi jawaban keinginan dari Allegri yang menginginkan bertahan di Juventus. 

“Tentu saja kami tidak membahasnya pada pekan ini, karena kami akan pergi ke Cardiff untuk melakoni laga final Liga Champions. Apakah hasil final Liga Champions memengaruhi keputusan saya? Tidak. Saya sudah membuat keputusan saya. Saya ingin bertahan. Kita lihat nanti,” imbuhnya

Selamat Allegri, ternyata cintamu tak bertepuk sebelah tangan terhadap Juventus.

Title Juventus bersama Allegri

sumber gambar : twitter.com/juventusfcen & twitter.com/Squawka

Senin, 05 Juni 2017

Jalan Panjang Ngabobotohan



Sesaat setelah gol dari Ilham Udin, suasana pertandingan di stadion patriot, Bekasi menjadi mencekam. Flare yang dilempar ke tengah lapangan, bobotoh yang berlari dari tribun menghampiri pemain, ditambahan makian dari bobotoh yang semakin menggema di seisi stadion membuat pertandingan seperti yg saya urai diatas mencekam.

Dari sekian banyak peristiwa tersebut, yang paling menyita perhatian saya saat kemarin menonton Persib via streaming adalah kenekatan yang dilakukan salah satu bobotoh. Dirinya berlari dari arah tribun samping timur untuk 'melabrak' para pemain Persib yang menurutnya bermain 'teu make manah'.

Awal melihat peristiwa itu, saya menyimpulkan teramat dangkal. Kerusuhan yang memalukan, bukan hanya akan mencoreng nama bobotoh namun juga akan mencoreng Persib pula. Karena selama perhelatan liga Ojek ini, PSSI selalu bersikap reaktif terhadap kejadian sekecil apapun. Melihat tayangan hanya dari satu perspektif, bisa membuat Anda bisa menarik kesimpulan yang (mungkin) sama dengan saya diatas.

Beruntung bagi saya, karena beberapa hari sebelumnya saya menginstall socmed Twitter di telpon genggam saya. Iseng-iseng, selidik punya selidik ternyata masalahnya yang menyebabkan bobotoh itu nekat berlari ke tengah lapangan yaitu cuma 1, GREGET ningali Persib maenna caduk jiga kamari peuting. Bukan cuma sekali, tapi sudah berkali-kali selama penyelenggaraan liga ojek.

Cuma karena greget dengan permainan Persib semalam lalu nekat lari ke tengah lapang?. Mungkin bagi beberapa orang yg tidak atau belum mengenal kultur bobotoh, melihat hal seperti itu seakan ganjil, aneh atau berbagai macam kata lainnya yg bisa mendeskripsikan kejengahan anda melihat kejadian tersebut.

Tapi kalau boleh saya melawan, Anda tak akan pernah merasakan apa yang kami [bobotoh] rasakan. Pernah lihat kalimat seperti ini?
apa yang pertama terlintas di pikiran kalian? lucu? konyol? atau apa?. Anda bebas berpikir seperti apa, tapi satu hal yang pasti, kalimat diatas menandakan 'derajat' Persib lebih tinggi dari pacar karena [mungkin] jauh sebelum kenal pacar, kita sudah diperkenalkan Persib. Persib yang membudaya, Persib yang menjadi warisan turun temurun jauh lebih berharga dari apapun itu karena Persib adalah sebuah kultur yang tak akan pernah luntur! sebuah kebanggaan yang tak akan pernah mati pada jiwa kami (bobotoh)!

"Ketika harga diri dan kebanggaan kita terusik, saat itu kita mesti bangkit. Membela harga diri ternyata membanggakan dan rasanya begitu indah." Ayi Beutik (Panglima Bobotoh) hingga mengumpamakan Persib sebagai harga diri yang mesti dibela.

Wajar apabila bobotoh yang berlari ke tengah lapangan tersebut, berteriak lantang kepada setiap pemain, mencoba membakar semangat mereka, mengingatkan mereka untuk segera bangkit karena bobotoh tahu bahwa Persib adalah harga diri.

Kekalahan kemarin terasa menyakitkan, menyakitkan karena mengingatkan saya pada tahun 2003 dan 2006. Tahun dimana Persib harus 'bersimbah darah' menyelamatkan diri dari jerat degradasi, sebuah musim paling kelam dibanding 19 tahun dahaga gelar yang tertuntaskan di tahun 2014.

Saya tau ini lebay, tapi sekali lagi saya tegaskan bahwa Persib adalah sebuah identitas. Sebuah ciri bahwa kami (bobotoh) akan selalu ada dan akan selalu mengingatkan. Melihat Persib pada dua pertandingan terakhir, seperti melihat 'Maung' yang terjerat. Entah terjerat hal apa saya pun tidak tau dan tidak mengerti, 

Namun satu hal yang pasti, ketika maung terluka akan banyak dokter (bobotoh) yang siap mengobati dengan mengingatkan.

Gera cageur Maung Bandung!!

gambar : twitter.com dan simamaung.com/adilnursalam

Minggu, 04 Juni 2017

Dewi Fortuna enggan berpihak [kembali] kepada Juventus di Partai Final Liga Champions

Buffon dan Pirlo di Final Liga Champion 2015

Sabtu malam kusendiriTiada teman kunantiDi sekitar kulihat diaTiada seindah dulu
Kisah sedih di hari mingguYang slalu menyiksakuKutakut ini kan kubawaSampai mati.
Lagunya cocok banget ya dengan situasi saya malam ini. Udah sendiri, ditambah sedih pula bikin lengkap aja penderitaan, hehe. Juventus untuk kali ketiga kalah lagi di final Liga Champions. Pukulan telak untuk seluruh pendukung Juventus didunia tak terkecuali saya.
Berharap trofi bisa dibawa, eh si "dia" malah menjauh lagi. Mungkin karena Juventus masih kalah mempesona dibanding Real Madrid. Menyedihkan banget melihat Juventus malam tadi sumpah.
Gol pertama Real Madrid, terjadi  hanya membutuhkan 7kali sentuhan saja. Secepat kilat bisa menembus pertahanan Juventus yang dikawal tiga bek berpengalaman plus salah satu kiper terbaik dunia. Kesel ya ngebacanya? pasti.
Apalagi Juve datang ke partai final dengan catatan mentereng, hanya kebobolan tiga kali dari dua belas partai yang dilakoni sepanjang keikutsertaan mereka di Liga Champion musim ini. Jadi bikin tambah kesel melihat Juventus yang dibombardir begitu mudah oleh Real Madrid.
Meskipun kalah dengan skor telak, Juventus sebenarnya ga bermain terlalu buruk. Hanya saja pada pertandingan barusan, Juventus seperti sudah kehilangan momentum terlebih saat C.Ronaldo mencetak gol ketiga bagi Madrid membuat Juventus arahan Max Allegri dipaksa bermain terbuka dengan memasukan Cuadrado, yang sayangnya harus diusir karena pancingan aksi "teatrikal" Sergio Ramos. 
Jalannya pertandingan setelah kejadian tersebut pun sudah bisa ditebak. Juventus yang bermain dengan 10 pemain, mulai terlihat tidak disiplin dan tak jarang selalu melakukan kesalahan sendiri, dan akhirnya kesalahan itu pun dihukum oleh sepakan Marco Asensio yang membuat pertandingan berkesudahan 4-1.
Meskipun Juventus kalah, saya masih bisa bangga. Bangga melihat klub kebanggaan saya bisa berjaya kembali dengan cepat setelah melewati masa suram tersandung kasus Calciopoli.
Tak apalah Juventus, saat ini kamu sudah "ditolak" dua kali oleh liga Champions. Karena seperti kata "Habis Gelap Terbitlah Terang"
Fino Alla Fine, Forza Juventus!
Source image : dailymail.co.uk

Sabtu, 03 Juni 2017

Kesempatan Ketiga untuk Gigi meraih panggung tertinggi Liga Champion

Gianluigi Buffon, Juventus, Final Liga Champion

"Andai saja aku masih punya kesempatan keduapasti akan kuhapuskan lukamumenjagamu, memberimu segenap cinta"
Penggalan lagu yang berjudul kesempatan kedua dari grup musik "tangga" mengingatkan saya bahwa akan ada beberapa kesempatan yang hadir kembali setelah melewatkan kesempatan emas yang diberikan pada kesempatan pertama meskipun itu kecil kemungkinannya.
Lazimnya, kesempatan kedua hadir karena kasih kasih sayang ataupun anugerah untuk yang diberikan oleh Tuhan untuk memulai kembali kehidupan dari awal.Dampak psikologis apa yang akan kita rasakan ketika memperoleh kesempatan ketiga yang bisa terhitung langka tersebut?
Kesempatan langka itu hadir dipelupuk mata legenda hidup Juventus, yaitu Gianluigi Buffon. Setelah melewatkan dua kesempatan partai final liga Champion sebelumnya dengan tangisan, kini Buffon diberikan anugerah oleh Tuhan untuk "mencicipi" kesempatan ketiganya mengangkat trofi si kuping lebar. Buffon pantas bersyukur dengan kesempatan ini.
Rasa penasaran Buffon mengangkat trofi liga champion juga membuatnya menunda untuk pensiun. “Konflik batin ini memberikan motivasi kuat pada diri saya. Jika saya sudah memenangi Liga Champions, saya mungkin akan puas. Kenyatannya saya belum mendapatkannya dan mungkin itu yang mendorong saya untuk terus bermain.”
Saya sebagai Juventini pun merasa penasaran melihat Buffon dengan gagah dipanggung penahbisan juara mengangkat trofi dengan, senyum yang terkembang lebar dimulutnya. Senyum ini pun mungkin bisa menjadi penghapus luka setelah pada dua edisi final Liga Champions (2002/2003 melawan AC Milan dan 2014/2015 melawan Barcelona) harus berakhir dengan deraian air mata.

Hasrat kemenanganlah yang membuat Buffon tak malu untuk Belajar.
Dalam sebuah artikel yang saya baca, ketika Juventus memastikan menggaet Dani Alves pada bursa transfer 2016/2017, Buffon tak segan untuk bertanya dan meminta arahan dari Dani Alves cara untuk memenangkan Liga Champions.Hasrat untuk memenangkan "si kuping lebar" membuatnya tak sungkan untuk belajar langsung dari masternya. 
"Ketika Dani bergabung dengan kami, saya mengirim pesan kepadanya, 'Ajari kami cara menjuarai Liga Champions'," kata Gianluigi Buffon.
"Dani begitu mirip dengan saya. Dia sangat optimistis dan percaya kami bisa memenangi Liga Champions," ujar Buffon.
Buffon memang tak pernah malu untuk belajar, walaupun usianya akan menginjak kepala empat itu tak menyurutkannya meminta saran untuk mendapatkan petuah dari pemain yang bermental juara. 
Semoga Buffon nanti malam bisa memberikan penampilan terbaiknya, Karena saya pun sudah rindu dengan trofi liga champions yang selalu lepas ketika sudah berada dekat dipelupuk mata. 
Fino Alla Fine, Forza Juventus.

Sensasi kriuk pakcoy, bikin makan Bakso seperti pake kerupuk

Kuliner Bakso

Abang tukang bakso
Mari mari sini
Aku mau beli

Abang tukang bakso
Cepatlah kemari
sudah tak tahan lagi

Penggalan lirik dari sebuah lagu anak-anak yang populer ditahun 90an itu begitu melekat ditelinga para pendengar indonesia. Dan kebetulan panganan bakso ini memang sangat populer dikalangan pecinta kuliner indonesia tak terkecuali saya.

Bakso yang sebetulnya bukan makanan utama, begitu banyak dicari dan digilai oleh berbagai macam lapisan masyarakat. Bakso bisa dijadikan teman makan nasi, ataupun dimakan single saja alias ga pakai nasi.

Saya sendiri sudah menyukai baso sejak jaman masih kecil, jaman masih sekolah dasar hingga sekarang udah berusia 1/4 abad tetap saja masih menggilai baso ini. Dan ketika saya pengen bakso, ya harus segera makan baso.

Kebetulan pas kemarin malam, saya lagi pengen banget makan baso. Iseng-iseng cari tukang bakso dengan keliling gang didaerah sekitar kosan saya (saya kalo udah kepengen baso suka iseng keliling cuma buat sekedar nyari tukang bakso doang!) , sayapun akhirnya mendapatkan seorang tukang bakso gerobak yang lagi mangkal didepan sebuah masjid. 

Digerobaknya sih terdapat tulisan "Bakso Gepeng", bikin saya makin ngiler dibuatnya. Ga pake lama sayapun langsung berhenti dan memesan 1porsi bakso, dan tak lupa si abang bakso pun memberikan pilihan dengan bertanya mie nya mau campur (mie putih+mie telor) apa hanya salah satunya saja. 

Saya tipikal orang yang "kepo" terhadap racikan baso, karena biasanya setiap tukang bakso memiliki racikan berbeda dan cara penyajian yang berbeda pula. Contohnya seperti bakso yang saya beli kemarin malem itu.

Ketika si abangnya sedang meracik baso pesanan saya, saya melihat ada sebuah bungkus kecil bertuliskan "pakcoy" dan ketika meracik itu si abang baksonya tidak memberikan garam ataupun mecin yang lazim diberikan oleh setiap abang bakso. Saya pun makin kepo namun tidak bertanya hanya sekedar melihat gerak-gerik tukang baksonya).

Selesai meracik pesanan saya ke dalam sebungkus plastik, si abang kemudian mulai menambahkan kuah dan baksonya. Tapi ketika mulai menambahkan kuahnya, terlihat dia mengaduk terlebih dahulu kuahnya yang ada di buleng baksonya yg membuat saya berpikir "hmm.. mungkin dikuahnya sudah ditambahkan bumbu penyedap yang bisa jadi salah satu alasan kenapa dia tidak memberikan garam/penyedap saat meracik pesanan.

Setelah pesanan saya selesai, saya pun akhirnya menuju ke kosan saya karena tidak sabar untuk segera menyantapnya karena penasaran seperti apa rasanya dan seperti apa rasa dari "pakcoy" itu. Sampai dikosan saya langsung membongkar dan memindahkannya ke sebuah mangkok seperti ini :

kuliner bakso
hmm... yummy...
Seperti deskripsi saya diatas, kali ini si abang tukang bakso hanya memberikan mie telor dan mie putih saja padahal kan SOP di gerobak tukang bakso itu biasanya ada daun sawi dan tauge, hehehe. 

Dalam seporsi pesanan bakso saya, terdapat 7 buah bakso berukuran sedang tanpa ada bakso besar. Juga ditambah mie kuning+mie putih yang membuat mangkok saya terisi full, oh iya tak lupa juga ada "pakcoy" nya setelah saya ubek-seperti ini :


kuliner bakso

Karena baru pertama kali makan bakso yang ada "pakcoy" nya, saya pun jadi suka dengan bakso yang menggunakan pakcoy ini. Sensasi kriuk ketika mengunyah pakcoy menjadi sensasi tersendiri ketika makan bakso ini. Tak lupa juga, bakso yang dibuat oleh si abangnya bertekstur lembur banget. Ketika dipotong memakai sendok saya yg letoy langsung bisa kebelah.

Kesimpulan saat makan bakso ini :


  1. Pakcoy yang ada pada seporsi bakso ini bisa menambah sensasi kamu ketika makan baso, karena ketika pakcoy itu tergigit oleh kita akan keluar sensasi "kriuk" dimulut kita.
  2. Ketika meracik pesanan baso, terlihat si abangnya ga menambahkan garam/penyedap dan ternyata itu sudah keganti dengan kuahnya yang sudah super duper gurih.
  3. Bakso yang dibuatnya pun sangat empuk sekali, bikin saya ketagihan untuk mengunyah dan memakannya.
Jadi apakah kalian tertarik untuk makan baso ini?